Berita terbaru mantan sepak bola Eropa, Mantan pemain Man City jadi presiden Georgia, Mikheil Kavelashvili diketahui telah berumur 53 tahun saat ia kini dipilih jadi Presiden.
Aktivitasnya dalam dunia politik selama beberapa tahun terakhir, ditambah dengan karier sepak bolanya yang gemilang, menjadikannya tokoh yang menarik perhatian dalam transisi kepemimpinan Georgia. Dibawah ini GOAL INITIATIVE akan membahas tentang Mikheil Kavelashvili, mantan pemain Man City jadi Presiden Georgia.
Profil Mikheil Kavelashvili
Mikheil Kavelashvili lahir pada 22 Juli 1971 di Bolnisi, Georgia, dan memulai karir sepak bolanya di akademi Dinamo Tbilisi. Di mana ia mengasah keterampilan dan bakatnya dalam bermain sepak bola. Karir profesionalnya membawanya ke berbagai klub di Eropa, termasuk Spartak Vladikavkaz di Rusia. Namun yang paling dikenal adalah saat ia bergabung dengan Manchester City pada pertengahan 1990-an.
Selama dua musim di Inggris, Kavelashvili tampil menonjol sebagai striker. Mencetak beberapa gol penting yang membantu tim dalam berbagai kompetisi, sehingga menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain kunci di skuad.
Selain itu, Kavelashvili juga merupakan bagian integral dari tim nasional Georgia, di mana ia mencatatkan lebih dari 46 penampilan. Berjuang bersama rekan-rekannya untuk mendapatkan pengakuan di dunia sepak bola internasional.
Setelah pensiun dari dunia sepak bola pada tahun 2006, Kavelashvili beralih ke politik dan mulai membangun karir baru. Dia terpilih sebagai anggota parlemen pada tahun 2016 dari partai Georgian Dream, yang didirikan oleh miliarder Bidzina Ivanishvili.
Sebagai anggota parlemen, Kavelashvili terlibat dalam berbagai inisiatif politik, dikenal sebagai salah satu pendukung utama kebijakan partai. Termasuk sikap anti-Barat yang semakin menonjol dalam beberapa tahun terakhir, yang mencerminkan transformasi karirnya dari lapangan hijau ke arena politik.
Baca Juga: Mikel Arteta Kecewa Berat, Arsenal Ditahan Imbang Everton
Proses Pemilihan
Proses pemilihan presiden Georgia berlangsung dalam konteks yang penuh ketegangan, menciptakan atmosfer politik yang rumit dan dinamis. Mikheil Kavelashvili mencalonkan diri sebagai kandidat tunggal dari partai Georgian Dream setelah sistem pemilihan presiden langsung dihapuskan pada tahun 2017, yang sebelumnya memungkinkan masyarakat untuk memilih langsung presiden mereka.
Sistem baru yang diberlakukan menggantikan pemilihan langsung dengan pemilihan melalui lembaga pemilihan yang terdiri dari 300 anggota. Dalam pemilihan yang diadakan pada 14 Desember 2024, Kavelashvili berhasil meraih 224 suara dari total 225 anggota lembaga pemilihan. Menunjukan dukungan yang sangat kuat dari partai yang berkuasa, serta mencerminkan kontrol yang mengakar dari Georgian Dream atas struktur politik di negara tersebut.
Namun, hasil pemilihan ini tidak lepas dari kontroversi, karena keabsahan pemilihan tersebut dipertanyakan oleh kelompok oposisi. Mereka menuduh bahwa proses pemilihan ini sarat dengan praktik politik yang berat sebelah dan tidak demokratis. Menunjukkan ketidakpuasan yang berkembang di kalangan masyarakat Georgia terhadap cara-cara organisasi politik saat ini.
Penolakan dari kelompok oposisi ini mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas mengenai integritas pemilihan dan sistem demokrasi di Georgia. Yang telah menjadi sorotan sejak beberapa tahun terakhir. Banyak warga Georgia percaya bahwa pemilihan ini dilaksanakan di bawah tekanan yang signifikan dan pengaruh luar, terutama dari Rusia.
Hubungan antara Georgia dan Rusia telah menjadi rumit dan penuh gejolak. Terutama sejak konflik berkepanjangan di kawasan Kaukasus yang telah menciptakan ketegangan di antara keduanya. Meski demikian, dukungan yang kuat dari partai Georgian Dream menunjukkan bahwa Kavelashvili memiliki posisi yang kuat dan stabil untuk menjalankan tugas barunya sebagai presiden.
Tanggapan Kavelashvili
Setelah pemilihan presiden, Mikheil Kavelashvili menyampaikan komitmennya yang kuat untuk membawa perubahan positif bagi Georgia. Dengan fokus pada reformasi yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan negara dan masyarakatnya.
Dalam pernyataannya, ia menjanjikan upaya untuk terus mendorong aksesibilitas Georgia menuju Uni Eropa. Yang selama ini menjadi tujuan utama banyak warganya, terutama generasi muda yang berharap untuk mengintegrasikan negara mereka ke dalam komunitas Eropa yang lebih luas.
Namun, Kavelashvili juga mengindikasikan bahwa partai yang dipimpinnya, Georgian Dream. Berencana untuk “mengatur ulang” hubungan dengan Rusia, yang akan menjadi tantangan tersendiri dalam kepemimpinannya.
Hal ini menciptakan dilema yang rumit, di mana Kavelashvili harus mampu menavigasi harapan rakyat Georgia untuk memperdalam interaksi dan kerjasama dengan Eropa sambil tetap mempertimbangkan kompleksitas dan sensitivitas hubungan yang telah lama tegang antara Georgia dan Rusia.
Ia mengungkapkan tekadnya, “Saya akan bekerja tanpa lelah untuk memastikan bahwa Georgia tetap berada di jalur menuju Eropa sambil mencari keseimbangan yang tepat dalam hubungan kami dengan negara tetangga kami,” menyoroti kesadaran akan tantangan ganda yang harus dihadapinya.
Pernyataan ini mencerminkan realitas politik yang tidak mudah, di mana di satu sisi. Kavelashvili perlu memenuhi ekspektasi rakyat Georgia yang telah berjuang untuk menginginkan integrasi lebih lanjut dengan Eropa.
Sementara di sisi lain, ia juga akan menghadapi tekanan dari dalam negeri dan luar negeri untuk meredakan ketegangan dengan Rusia. Yang masih mempengaruhi banyak aspek kehidupan politik dan sosial di Georgia. Terutama setelah peristiwa konflik berskala besar yang terjadi pada tahun 2008.
Kavalashvili menyadari bahwa keberhasilannya dalam menjabat sebagai presiden sangat bergantung pada kemampuannya untuk menyatukan berbagai kepentingan yang berbeda. Mempertahankan perdamaian, serta menciptakan suatu kebijakan luar negeri yang seimbang
Reaksi Masyarakat dan Pengamat
Pengangkatan Mikheil Kavelashvili sebagai presiden Georgia menghasilkan beragam reaksi di kalangan masyarakat. Menciptakan nuansa campur aduk yang mencerminkan kompleksitas situasi politik saat ini.
Sebagian warga menyambut baik kemenangan Kavelashvili dengan harapan bahwa pengalaman internasionalnya sebagai mantan atlet dapat memberikan sudut pandang baru dan inovatif dalam kepemimpinan politik negara.
Dukungan ini dilandasi keyakinan bahwa ia akan mampu membawa perubahan positif dan perkembangan yang lebih baik bagi Georgia. Terutama dalam hal pemulihan citra negara di panggung internasional. Namun, di sisi lain, banyak yang merasa skeptis terhadap Kavelashvili. Terutama terkait dengan afiliasi politiknya dengan Georgian Dream, partai yang sering dikritik karena penurunan standar demokrasi dan kebebasan sipil di Georgia.
Reputasi Georgian Dream, yang menguasai politik negara dalam beberapa tahun terakhir. Telah terpasang dengan berbagai kontroversi yang menimbulkan keraguan di hati sebagian masyarakat tentang kapasitas Kavelashvili untuk merangkul perubahan yang diinginkan dan memenuhi ekspektasi rakyat.
Lebih jauh lagi, banyak pengamat internasional menyampaikan keprihatinan bahwa pemilihan Kavelashvili sebagai presiden dapat memperburuk ketegangan antara Georgia dan Eropa. Terutama setelah pengumuman Georgian Dream mengenai penundaan negosiasi keterlibatan Georgia ke dalam Uni Eropa hingga tahun 2028.
Langkah tersebut telah menimbulkan keraguan di kalangan pengamat dan masyarakat mengenai arah politik yang akan diambil Kavelashvili serta dampaknya bagi hubungan Georgia dengan Barat.
Banyak pihak mengkhawatirkan bahwa pengalihan fokus kebijakan luar negeri menuju Rusia bisa berimbas negatif pada aspirasi Georgia untuk mendekatkan diri ke Eropa dan memperkuat posisinya sebagai negara demokratis.
Kesimpulan
Pemilihan Mikheil Kavelashvili sebagai presiden Georgia merupakan momen penting dalam sejarah politik negara tersebut. Terutama dalam konteks hubungan internasional dan aspirasi menuju Eropa.
Namun, perjalanan yang harus dilalui Kavelashvili tidaklah mudah. Dan keberhasilannya dalam memimpin akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk mengatasi tantangan politik internal, mempertahankan kebijakan luar negeri yang seimbang, dan memenuhi harapan masyarakat.
Demikian berita sepak bola terbaru mengenai, Mikheil Kavelashvili, mantan pemain Man City jadi Presiden Georgia. Ikuti terus berita terupdate mengenai Sepak Bola yang dibahas secara detail dan lengkap lainnya ya!