Manchester United, klub legendaris yang pernah merajai panggung sepak bola dunia, kini dihadapkan pada kenyataan pahit yang jauh dari gemerlap kejayaannya.
Setelah melewati era cemerlang di bawah kepelatihan Sir Alex Ferguson selama hampir tiga dekade. Red Devils saat ini tengah berjuang mengembalikan identitas dan ambisi yang nyaris pudar di musim 2024-2025. Artikel ini mengupas bagaimana Manchester United masih membawa sisa-sisa ambisi besar, meski berhadapan dengan rintangan serius di lapangan dan tantangan struktural di luar lapangan, langsung saja klik link GOAL INITIATIVE.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Ambisi dan Realita di Lapangan
Musim 2024-2025 menjadi tantangan besar bagi Manchester United yang saat ini berada di posisi menengah bawah klasemen Premier League, tepatnya di peringkat 14 hingga 15. Posisi ini mencerminkan performa yang jauh dari harapan mengingat reputasi dan prestasi masa lalu klub yang pernah menjadi juara dominan. Statistik mencatat bahwa United masih kesulitan dalam menjaga konsistensi hasil pertandingan, dengan sejumlah kekalahan yang cukup signifikan serta kesulitan dalam mencetak gol. Sehingga poin yang dikumpulkan saat ini masih belum memadai untuk bersaing di papan atas liga.
Salah satu penyebab utama menurunnya performa tim adalah lemahnya produktivitas lini depan dan lini tengah. Pemain seperti Rasmus Højlund dan Joshua Zirkzee, yang diharapkan menjadi andalan dalam menyerang. Baru berhasil mengoleksi gol yang relatif sedikit sehingga memberikan tekanan lebih pada skuat untuk menghasilkan gol secara konsisten.
Kekurangan Performasi dan Cedera Pemain
Salah satu faktor utama yang menghambat performa Manchester United musim 2024-2025 adalah tingginya tingkat cedera yang melanda skuad utama mereka. Cedera pemain kunci seperti Amad Diallo yang mengalami cedera ligamen pergelangan kaki dan diperkirakan absen hingga akhir musim. Serta Lisandro Martinez yang harus menjalani operasi lutut, sangat mempengaruhi stabilitas tim, terutama di lini pertahanan dan penyerangan. Cedera ini membuat pelatih Ruben Amorim terkadang harus memainkan skuat yang kekurangan pengalaman dan memaksa penyesuaian taktik yang sulit dilakukan dalam tempo singkat.
Selain itu, beberapa pemain penting lain seperti Luke Shaw, Mason Mount, dan Mason Mount juga menghadapi masalah kebugaran yang berkepanjangan. Menyebabkan absennya mereka dalam beberapa laga penting. Cedera yang sering terjadi ini tidak hanya menurunkan kualitas permainan di lapangan. Tetapi juga mengganggu ritme dan konsistensi tim secara keseluruhan. Pelatih harus melakukan banyak perubahan dalam susunan pemain, sehingga sulit bagi Manchester United untuk menemukan formasi dan performa yang stabil selama musim ini.
Baca Juga: Ruben Amorim Tidak Menyesali Pekerjaan di Man United, Namun Waktunya Tidak Ideal
Harapan dari Pelatih dan Manajemen Baru
Manajer baru Manchester United, Ruben Amorim, membawa harapan besar bagi klub yang sedang dalam masa sulit ini. Sejak ditunjuk pada November 2024, Amorim bertekad untuk membangun kembali tim dengan visi jangka panjang yang solid dan terstruktur. Ia mengakui tantangan berat yang dihadapi karena harus menangani tim yang masih terbebani oleh masalah lama. Tetapi menegaskan bahwa proses pembaruan ini adalah langkah penting untuk mengembalikan kejayaan klub.
Dukungan dari manajemen baru yang dipimpin CEO Omar Berrada dan direktur olahraga Dan Ashworth menjadi pondasi penting bagi rencana ambisius ini. Manajemen berkomitmen menyediakan sumber daya yang diperlukan. Termasuk peluang untuk perkuatan skuad di pasar transfer dan pembangunan infrastruktur modern seperti stadion baru yang akan meningkatkan daya saing klub secara keseluruhan.