Pep Lijnders, yang dikenal sebagai tangan kanan Jurgen Klopp di Liverpool, kini dilaporkan akan bergabung dengan staf pelatih Manchester City di bawah asuhan Pep Guardiola.
Keputusan ini menimbulkan dilema besar bagi Lijnders, mengingat rivalitas sengit antara Liverpool dan City selama masa kepelatihannya. Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik hari ini yang telah dirangkum oleh GOAL INITIATIVE.
Masa Sulit dan Pengalaman di RB Salzburg
Setelah meninggalkan Liverpool, Pep Lijnders menerima tantangan baru sebagai pelatih kepala di Red Bull Salzburg. Ia berharap bisa menularkan visi modern dan membangun tim yang kompetitif di kompetisi Eropa. Sayangnya, perjalanan ini tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan.
Kegagalan dan tantangan di Salzburg menjadi pelajaran berharga bagi Lijnders, yang menyadari bahwa membangun tim muda memerlukan waktu dan kesabaran. Pada Desember, ia harus mengakhiri masa jabatannya di Salzburg karena dipecat setelah hanya tujuh bulan menjabat.
Kegagalan ini menimbulkan luka mendalam, namun juga menjadi momen refleksi untuknya. Ia kembali ke Belanda, tempat ia menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga dan memikirkan langkah selanjutnya. Di tengah masa sulit itu, muncul keinginan kuat dari Lijnders untuk kembali ke lapangan dan membuktikan kemampuannya di level lebih tinggi.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Panggilan Tak Terduga dari Pep Guardiola
Pada akhir Mei 2025, sebuah momen penting terjadi dalam perjalanan karier Pep Lijnders. Pep Guardiola secara pribadi menghubunginya melalui panggilan telepon yang singkat namun penuh arti. Percakapan selama setengah jam itu menjadi titik balik yang mengubah segalanya.
Guardiola menyampaikan niatnya untuk merombak staf pelatih Manchester City dan mengajak Lijnders bergabung sebagai asisten manajer. Guardiola menegaskan bahwa keberadaannya sangat diperlukan untuk membantu menyusun program latihan dan strategi tim yang akan menghadapi musim kompetisi mendatang.
Ia menyebut bahwa Lijnders adalah sosok yang tepat untuk peran tersebut karena keahlian dan pengalaman yang telah terbukti selama di Liverpool. Ini adalah kesempatan emas yang tidak bisa ia tolak, meskipun sebelumnya sempat diragukan.
Baca Juga: Manchester United Gagal Raih Bryan Mbeumo: Brentford Tolak Tawaran 62,5 Juta Euro
Strategi Intelijen Guardiola dalam Memilih Asisten
Sebelum menelepon Lijnders, Pep Guardiola melakukan ‘operasi intelijen’ yang sangat teliti. Ia ingin memastikan bahwa pilihan asistennya nanti benar-benar tepat dan mampu memberikan dampak positif bagi tim. Guardiola tidak asal pilih, ia melakukan riset mendalam dan mengumpulkan berbagai ulasan dari orang-orang yang dekat dengan Lijnders.
Pada 10 Mei, Guardiola bahkan berbicara langsung dengan mantan pemain Liverpool, Adam Lallana, untuk mendapatkan pendapatnya tentang Lijnders. Ia juga menelepon Jurgen Klopp untuk menanyakan langsung tentang kontribusi Lijnders di Liverpool.
Selain itu, Guardiola menghubungi Mark Leyland, kepala metodologi kepelatihan di Manchester City, yang memberikan ulasan positif tentang kemampuan Lijnders. Semua umpan balik ini membangun keyakinan Guardiola bahwa Lijnders adalah sosok yang tepat untuk bergabung.
Dilema Rivalitas dan Keputusan Besar
Tawaran dari Guardiola menempatkan Lijnders dalam posisi dilematis besar. Selama di Liverpool, ia sangat dekat dan loyal kepada Jurgen Klopp, serta memahami rivalitas sengit antara Liverpool dan Manchester City. Namun, di dunia sepak bola, kesempatan langka seperti ini tidak datang dua kali.
Setelah berunding dengan agennya, Lijnders menyepakati kontrak dua tahun dengan Manchester City. Ia juga menghubungi Klopp dan Arne Slot, pelatih Liverpool saat ini, untuk menyampaikan keputusannya secara langsung. Ini adalah keputusan profesional yang penuh tantangan dan menunjukkan keberanian Lijnders untuk melangkah ke babak baru.
Momen ini menjadi titik penting dalam perjalanan kariernya, di mana ia memilih untuk mengejar peluang yang bisa mengantarkannya ke puncak sebagai pelatih utama. Keputusan ini juga menunjukkan komitmennya untuk terus berkembang dan tidak terikat oleh rivalitas masa lalu.
Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya hanya dengan klik goalinitiative.org.